Minggu, 25 Mei 2014

Mimpi, Pejuang, dan Perguruan Tinggi


Sudah cukup lama tangan ini tidak menari-nari di keyboard hanya untuk sekadar menulis di blog, menuangkan cerita lama yang kuperoleh dan kulalui dari kecil hingga kini. Entah kenapa tumbuh lagi mood buat nulis. So, Let’s enjoy.
Berhubung saat ini bulan Mei, saat-saat dimana mereka yang ingin lanjut ke perguruan tinggi belajar dan mempersiapkan diri menghadapi ujian tulis sambil deg-degan menunggu tanggal 27 Mei, cerita kali ini berkaitan dengan masa-masa galau digantungin status tidak jelas seperti yang mereka rasakan saat ini. Ya, 27 Mei merupakan tanggal penting kedua setelah tanggal penting pertama dalam dunia pendidikan, yakni 20 Mei: pengumuman kelulusan Ujian Nasional. Mungkin ketika mereka membaca tulisan ini, ada di antara mereka sedang berkutat dengan belajar TKPA dan mengerjakan soal-soal TKSaintek atau TKSoshum kalau-kalau mendapatkan hasil yang sama-sama tidak diinginkan: Maaf, anda dinyatakan tidak lulus SNMPTN


Nah, cerita kali ini berkaitan dengan masa remaja disaat mengenakan seragam putih abu-abu hingga pengumuman SBMPTN. Mungkin bagi mereka yang butuh sedikit  motivasi, entah ini bisa memotivasi apa engga, bisa melanjutkan membaca tulisan ini.
Saat itu, angkatan 2013 duduk di bangku kelas 12 dan berada di kelas IPA 2 sebuah sekolah swasta di Duri, Riau. Pagi, sekitar pukul 9-10, tiga orang duduk berdekatan di tengah kelas. Sepertinya sih, alasan mereka berkumpul bertiga karena ada salah satu di antara mereka yang masih galau mengisi pilihan SNMPTN 2013. Ya, itu mungkin. Mungkin juga karena mereka sedang berada di kelas sejarah  jadi mereka duduk berdekatan karena ingin membahas sejarah Indonesia? Tidak, ini tidak mungkin.
Oke, jadi intinya mereka duduk di bagian belakang kelas dan bercerita. Lebih tepatnya curhat tentang SNMPTN. Salah satu dari mereka masih belum mengisi pilihan jurusan di SNMPTN karena dia ragu apakah pilihannya tepat atau engga. Apakah pilihannya dapat membawanya ke perguruan tinggi idamannya atau akan membuatnya ikut SBMPTN. Terlebih, cukup banyak teman yang memilih jurusan yang sama sebagai pilihan pertama. Cerita dan cerita dan akhirnya teman satu ini menetapkan pilihan pertama dan keduanya. Entahlah dia mengisi pilihan ketiga atau tidak. Yang paling lekat diingatan saat itu, mereka menyumpahi masing-masing di antara mereka.
Bro, aku sumpahin kau masuk ke sini ya!”
Kalimat itu masing-masing mereka lontarkan ke masing-masing di antara mereka dengan mengganti tulisan merah sesuai dengan orang dan pilihan pertamanya. Ibu guru pun masuk dan pelajaran dimulai.

...

Waktu berlalu terlalu cepat. Rasanya kemarin baru kelar kelas sejarah dan sekarang sudah dihadapkan dengan UAS dan Ujian Nasional 20 paket. Hari pertama Ujian Nasional, sempat kesal sih karena kondisi lembar jawabannya yang begitu tipis. Teman-teman seangkatan juga mengeluhkan hal yang sama, bahkan teman-teman se-Indonesia. Muncul di layar TV berita mengenai pelaksanaan Ujian Nasional dengan lembar jawaban yang mudah rusak ketika dihapus.
Diakhir rentetan acara Ujian Nasional, malamnya akan langsung diadakan Prasididina: Perpisahan sekolah. Bunyi bel menandakan berakhirnya acara ini. Di luar kelas, teman-teman tampak bahagia dan bersorak-sorai. Bahagia karena sudah bebas dari ujian yang kontroversial ini. Bahagia? Ya, siang itu mereka bahagia. Tapi malamnya?
Malam itu penuh isak tangis, namun juga penuh dengan tawaan. Foto profile bbm, line, twitter, dan upload instagram penuh dengan warna kuning dengan "Putih abu-abu takkan kembali, 3 tahun terindah takkan terulang lagi" atau dengan foto bareng teman-teman dan guru pada perpisahan malam itu. Update status bbm, twitter, dan beberapa di facebook.

...

Masa pengangguran. Masa menunggu kepastian. Masa di mana menunggu kelulusan UN dan hasil SNMPTN. Hari-hari dipenuhi dengan belajar, bermain, jalan-jalan, kongkow, pacaran. Ada yang bimbel dan ada yang memutuskan tidak bimbel. Entah dengan alasan mau belajar sendiri, langsung kerja, ada program sekian bulan, atau udah yakin lulus SNMPTN. Yang terakhir ini wow banget haha.
Beberapa hari menjelang pengumuman kelulusan, bagi mereka yang bimbel maupun liburan ke luar kota mulai berdatangan ke daerah asal. Namun, ada juga beberapa yang tidak kembali dengan berbagai alasan, sayang bimbelnya, sayang duitnya, atau karena udah yakin lulus. Akhirnya pengumuman dan dinyatakan seluruh peserta yang mengikuti UN dari sekolah kami lulus 100%. Alhamdulillah.
Beberapa hari kemudian pengumuman SNMPTN. Diumumkan bahwasannya hasil akan keluar di web pada sore hari. Menunggu hasil dan menyambil dengan main game, nostalgia dengan kumpulan game voli PS1. Kalimat “Maaf, anda dinyatakan tidak lulus SNMPTN” tertera di layar laptop dan bunyi dering handphone. Dari orang tua. “Masih ada SBMPTN.” Tentu mereka tetap memberi semangat dan mungkin menyembunyikan rasa kecewa. Namun saat itu, timbul perasaan kecewa yang sangat berbeda, yang tak pernah terasa selama ini. Gagal membahagiakan orang tua.
Timeline twitter cukup dipenuhi dengan ucapan selamat bagi mereka yang lulus SNMPTN karena cukup banyak teman yang lulus SNMPTN. Ada juga di antara mereka yang mengupload tanda kelulusan di instagram. Bagaimana dengan tiga orang yang di ruang sejarah tadi? Satu di antara mereka tidak lulus dalam SNMPTN dan dua lainnya lulus pada pilihan pertama mereka. Oke mari kita sebut satu orang yang kurang beruntung ini dengan sebutan si teman.

...

Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri hanya berselang 2 minggu dari pengumuman SNMPTN. Si teman yang tidak lulus di antara tiga orang itu masih optimis bisa masuk PTN impiannya. Hari-hari menjelang SBMPTN diisi dengan belajar, bermain, main game, belajar, dan belajar. Ya, porsi belajarnya lebih banyak. Bahkan pada H-1 ia tetap belajar.
Tiba saatnya hari H. SBMPTN berlangsung selama dua hari. Hari pertama dilalui dan cukup untuk membuatnya putus asa. Hari kedua ia lalui dan membuatnya lega karena sudah terbebas dari dua hari tersebut, bukan karena yakin akan jawabannya.

...

Pengumuman SBMPTN juga pada sore hari. Yang membuat berbeda pengumuman ini dengan pengumuman SNMPTN adalah si teman ini tidak main game. Menghadapi pengumuman SBMPTN dengan doa kepada Allah. Mungkin dia pikir pada SNMPTN dia tidak lulus karena tidak berdoa, tapi entahlah. Hal kedua yang membuat berbeda adalah, kali ini kakaknya yang melihat hasilnya. Selamat, anda dinyatakan lulus SBMPTN 2013. Warnanya merah tapi kontennya berbeda. Saat itu suasana menyenangkan. Kemudian terdapat tabel di bawah dengan kolom nomor peserta, nama peserta, dan diterima di. Pada kolom diterima di berisikan jurusan pilihan pertamanya.

...

Sumpah ketiga anak muda itu menjadi kenyataan. Sumpah yang dilontarkan saat duduk di jenjang pendidikan SMA. Kini mereka sedang menempuh studi di masing-masing pilihan mereka, mengukir cita-cita mereka. 

Kesimpulan:
       1. Boleh kecewa jika tidak lulus SNMPTN, namun jangan pernah down berlebihan. Yakini bahwa masih ada kesempatan dan harus bisa.
      2. Jika memang dinyatakan tidak lulus di ujian mandiri, yakini bahwa Allah punya rencana lain. Mungkin kesuksesan kita ada di perguruan tinggi yang lain. 
      3. Kenali diri. Saat dekat dengan hari H apakah kamu merupakan tipe orang yang tetap bisa belajar pada H-1, atau hanya bisa membaca-baca dan mengulang-ulang rumus, atau harus meninggalkan segala hal tentang pelajaran dan refreshing. Kenali dirimu. Jika kamu tipe yang bisa belajar walau udah H-1, optimalkan itu. Jika tidak bisa, lupakan untuk satu hari tentang pelajaran dan refreshing. Sekali lagi kenali dirimu karena kamu yang mengenal dirimu seperti apa.
       4. Minta doa dari orang tua, keluarga. Mendoakan teman agar lulus mungkin bisa membawa berkah bagi kita. Mungkin menyumpahi teman agar lulus seperti pada cerita di atas bisa jadi pertimbangan hahaaa..

  5. Bagaimanapun hasil hari pertama jangan terpengaruh buat down di hari kedua. Berhubung tahun ini SBMPTN cuma satu hari, jangan pernah down di tes awal TKPA. Walaupun cuma ngisi sedikit. Ada kok yang ngisi matem dasar cuma dua doang dan lulus. ADA!
Sekian, sukses bagi kalian yang menghadapi masa-masa ini!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar